I.
PENGERTIAN
Jamur Deuteromycota
Jamur Deuteromycota
adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap
seksualnya. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak
sempurna (jamur imperfeksi). Telah dibahas sebelumnya bahwa jamur yang
reproduksi seksualnya menghasilkan askus digolongkan Ascomycota dan yang
menghasilkan basidium digolongkan Basidiomycota. Akan tetapi, belum semua jamur
yang dijumpai di alam telah diketahui cara reproduksi seksualnya. Terdapat
kira-kira 1500 jenis jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya.
Akibatnya, ilmuwan tidak dapat memasukkannya ke dalam Zygomycota, Ascomycota,
atau Basidiomycota. Jamur yang demikian, untuk sementara waktu digolongkan
Deuteromycota atau “jamur tak tentu” atau disebut juga jamur tidak sempurna.
Jadi, Deuteromycota bukanlah penggolongan yang sesungguhnya atau bukan takson.
Jika kemudian menurut penelitian ada jenis dari jamur ini yang diketahui
reproduksi seksualnya, maka akan dimasukkan ke dalam Zygomycota, Ascomycota,
atau Basidiomycota. Jika menghasilkan askus akan dimasukkan ke dalam
Ascomycota, dan jika menghasilkan basidium akan digolongkan Basidiomycota.
A.
Macam-macam
konidia pada Deuteromycota :
·
Amerosporae :
Konidia bersambung-sambung, dapat serupa bola kecil,
dapat serupa telur, dapat memanjang atau pendek dan silindrik.
·
Allantosporae :
Konidia silindrik, melengkung, bening sampai pucat.
-
Hyalossporae : konidia
bening
-
Phaeosporae : konidia
berwarna
·
Didymosporae :
Konidia serupa telur atau sedikit memanjang, bersekat
satu
-
Hyalodidymae : konidia
bening
-
Paeodidymae : konidia
berwarna
·
Phragmagsporae :
Konidia memanjang, bersekat melintang dua atau lebih
-
Hyalopharagmiae : konidia
bening
-
Phaeophragmiae : konidia berwarna
·
Dictyosporae :
Konidia serupa telur atau memanjang,bersekat melintang
dan membujur
-
Hyalodictyae : Konidia bening
-
Phaeodictyae : konidia berwarna
·
Scolecosporae :
Konidia serupa banang atau cacing,
bersambung-sambungan atau bersekat;bening atau berwarna
·
Helicosporae :
Konidia silindrik serupa spiral,bersambung-sambungan
atau bersekat;bening atau berwarna.
·
Staurosporae :
Konidia serupa binatang,bersambung-sambungan atau bersekat;bening atau berwarna
Deuteromycota
Ciri-Ciri Deuteromycota
- multiseluler
- hifanya yang bersekat
- bereproduksi vegetatif dengan konidiospora.
- saprofit atau parasit.
- mikroskopis
- Hidup didaratan dan tempat lembab
Siklus hidup Deuteromycota
Jamur Deuteromycota
bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada tanaman
tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias.
Jamur Deuteromycota juga menyebabkan penyakit pada manusia , yaitu
dermatokinosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh
klasik jamur Deuteromycota adalah monilia sitophila , yaitu jamur oncom.
Jamur Deuteromycota umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil
kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol
jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat
banyak dan berwarna jingga.
Fase
pembiakan secara vegetative pada monilia sp. Ditemukan oleh dodge (1927) dari
amerika serikat, sedangakan fase generatifnya ditemukan oleh dwidjoseputro
(1961), setelah diketahui fase generatifnya, kenudian jamur Deuteromycota
dimasukkan golongan ascomycocetes dan diganti namanya menjadi Neurospora
sitophilla atau Neurospora crassa.
Reproduksi
generative monilia sp dengan menghasilkan askospora. Askus – askus yang tumbuh
pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap askus mengandung delapan spora.
Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain : chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria. Untuk memberantas jamur Deuteromycota digunakan fungisida , misalnya lokanol dithane M-45 dan copper Sandoz.
Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain : chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria. Untuk memberantas jamur Deuteromycota digunakan fungisida , misalnya lokanol dithane M-45 dan copper Sandoz.
Klasifikasi Deuteromycota
Beberapa
jamur Deuteromycota lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara
lain jamur dari genus Aspergillus, Candida, dan Penicillium. Oleh
ahli mikologi, nama genus Aspergillus diubah menjadi Eurotium, Candida
menjadi Pichia, dan Penicillium menjadi Talaromyces. ontoh
jamur yang tergolong Deuteromycota adalah Tinea versicolor penyebab panu
dan Epidermophyton floocossum penyebab penyakit kaki atlet. Berbagai
penyakit jamur pada manusia banyak diakibatkan oleh jamur Deuteromycota.
Demikian pula penyakit pada hewan. Jamur Deuteromycota juga ada yang
bermanfaat, yaitu Aspergillus. Aspergillus ada yang telah
memasukkannya ke dalam Ascomycota. Akan tetapi, ada pula yang memasukkannya ke
dalam Deuteromycota. Aspergillus bersifat saprofit dan terdapat di
mana-mana, baik di negara tropika maupun subtropika. Aspergillus hidup
pada makanan, sampah, kayu, dan pakaian. Hifa Aspergillus bercabang-cabang.
Pada hifa tertentu muncul konidior (pembawa konidia) yang memiliki konidiaspora
yang tumbuh radial pada konidiofor. Coba perhatikan jamur berwarna kekuningan
atau kecokelatan pada roti dan periksalah dengan mikroskop.
Sumber : campbell.2002.biologi.USA: pearson education,inc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar